Langsung ke konten utama

Mini Class : Birth Plan (Couple Class)

Haloooooooo.....sesuai janji, saya mau cerita soal kelas tentang Birth Plan yang lalu. Tau info adanya kelas ini dari bidan instruktur prenatal yoga saya, bidan Ria, yang kebetulan jadi pengisi materi juga di kelas edukasi itu. 




Dan di hari H, saya dateng telat setengah jam karena kengaretan saya sendiri, haha.. Rugi sih jadinya, soalnya pas dateng, kelas udah dimulai dengan pemaparan dari dr. Iskandar, Sp.OG tentang hypnobirthing dan gentle birth secara umum. Untungnya peserta dapet copy-an slide materi jadi saya dan suami nggak nyesek-nyesek amat karena telat dengerin materi yang penting banget itu.

Selesai paparan dari dokter Iskandar, lanjut materi lebih jauh tentang anatomi tubuh ibu hamil, hypnobirthing dan gentle birth juga dari bidan Ria. Karena suasananya santai banget, jadi peserta juga bisa aja sambil nanya-nanya di tengah materi. Saya sendiri lebih suka yang model begini, ketimbang harus formal-formal amat yang bikin suasana kaku dan nggak nyaman buat nanya ini-itu.

Sesuai namanya yang disebut sebagai "mini class", ruangan yang dipakai bener-bener mini. Untuk menampung tujuh pasangan suami istri aja berasa banget ruang terbatasnya, tapi tetap cukup nyaman sih karena kita duduk lesehan dan bisa senderan ke tembok, hehe... Yang bikin kurang endeus cuma masalah AC-nya aja, karena kita berkumpul di satu ruang yang nggak terlalu besar dengan belasan nafas manusia di dalamnya, suhu AC jadi hampir nggak berasa. Apalagi untuk ibu-ibu hamil yang gampang banget merasa gerah, rasanya jadi tambah  engap aja gitu, hoho..

Biarpun kelasnya kecil, tapi ilmu yang dikasih di sini nggak main-main, lho. Semua pemateri bener-bener informatif dan bersedia jawab pertanyaan apa aja baik yang sesuai tema atau di luar tema selama masih berhubungan dengan kehamilan dan persalinan. 

Di sela materi yang disampein bidan Ria, kita peserta suami istri juga diajak yoga bareng dan komunikasi sama dedek bayi. Sesi komunikasi kasih sayang dengan pasangan masing-masing juga ada, lho. Jadi lucu kalo inget suami saya bukan tipe yang suka mengekspresikan hal-hal begitu di depan umum, jadinya kaku banget di sesi ini. Sama sih saya juga berasa aneh kalau harus ngomong manis-manis di tempat umum xP

Ini diperagain sama pasangan lain, ya :p

Ini juga bukan saya dan suamik :pp

Yang paling asik sih sesi relaksasi menjelang hari persalinan pakai birth ball dan kain panjang. Ada yang namanya teknik rebozo dan teknik shake the apple tree. Rasanya bener-bener nyaman sampe mau tidur di atas birth ball, sampe nggak inget pak suami yang pegel tangannya, hahaha~


Naaah ini baru diperagakan oleh saya dan suami


Bumil lain juga keenakan, kkkk~

Setelah sesinya bidan Ria selesai, kita istirahat sebentar lanjut makan siang sambung sesi terakhir penjelasan materi dari bidan Puspita sebagai konselor laktasi. Bermanfaat banget sih info-infonya karena saya selama ini sibuk ngubek tentang kehamilan-kelahiran aja. Soal ASI masih nol banget. Bidan Puspita juga jelas banget pemaparannya, sambil dikasih contoh pakai boneka peraga tentang posisi menyusui yang benar dan salah tuh kayak gimana. 

Sebelum penutup, semua peserta diajarin bikin birth plan di atas kertas HVS berwarna dan post it yang udah disediain. Di situ kita tulis data diri dan apa aja keinginan kita di proses persalinan nanti, misalnya : kita maunya lahir secara normal atau SC, maunya di layanan kesehatan mana, dengan tenaga ahli siapa namanya, harus boleh rooming-in dengan bayinya, harus pro IMD, dan lain-lain. Selain keinginan/harapan, kita juga diminta untuk menulis hal-hal apa aja yang sebisa mungkin dihindari pada saat persalinan oleh provider/layanan kesehatan tempat kita bersalin, misalnya: nggak mau episiotomi, nggak mau VT keseringan, nggak mau diinduksi, dsb.
Nantinya, birth plan kita itu akan kita serahkan ke rumah sakit/rumah bersalin/klinik/penyedia layanan kesehatan lainnya tempat kita melahirkan, khususnya ke bidan atau dokter kandungan yang menangani kita, dengan tujuan wish list kita itu bisa diwujudkan untuk menciptakan proses gentle birth dan minim trauma buat sang ibu pasca melahirkan.

Secara keseluruhan, kelas edukasi ini bener-bener membantu banget buat para ibu hamil supaya bisa memberdayakan diri mempersiapkan proses persalinan yang nyaman dan minim trauma kalo kata bidan hits, bidan Yesie Aprillia. Apalagi suami juga "diajak" melek bareng istri. Jadi sama-sama ngerti dan saling support sebagai pasangan. Nggak cuma istrinya aja yang mempersiapkan diri, tapi suami sebagai calon ayah juga wajib tau dan sadar bahwa persalinan yang nyaman butuh dukungan penuh dari orang terdekat.

Semoga makin banyak kelas-kelas semacam ini buat para ibu hamil dan pasangan di seluruh Indonesia. Saya bersyukur banget, dikasih kesempatan sama Allah untuk hamil di tengah kondisi kesadaran soal gentle birth ini lagi booming-boomingnya. Buat orang panikan dan parnoan macam saya, bener-bener saaaaangat membantu secara mental dan fisik (dengan rutin prenatal yoga juga).

Para calon ayah dan ibu kece, semangatttt menjelang persalinan di depan mata~

Saat menulis ini, saya masuk ke minggu ke-35. Huaaaa...makin deket hari pertemuan dengan si dedek 😆😍 Bismillah...semoga Allah mudahkan segalanya untuk saya, suami, dan dedek bayi. Semangaaat!





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Welcome to the World, Baby S! (@RS Tumbuh Kembang)

Assalamualaikum! Akhirnya. Keinginan buat nulis tentang proses persalinan terlaksana juga hari ini. Setelah perjuangan babak awal sebagai ibu baru yang penuh drama dan tantangan di 31 hari pertama terlewati, baru deh saya merasa (agak) waras untuk bisa cerita lagi. Di sini saya mau flashback . Cussss~~ K amis, 4 Mei 2018. 14.00 : Prenatal gentle yoga di klinik bidan seperti biasa. Saya peserta dengan usia kehamilan paling 'tua' saat itu. Sebelum fasilitator yoganya dateng (Bidan Lisa), biasa lah kita para bumil ngerumpi dulu saling berbagi cerita dan pengalaman masing-masing. Lumayan nambah-nambah ilmu gratisan. 15.30 : Kelar yoga, sempet chit chat dikit tentang tanda-tanda persalinan sama Bidan Lisa, ngomongin air ketuban itu gimana, pas pembukaan rasanya gimana, abis itu cabut dari klinik. Dari klinik, mampir  drive thru McD dulu beli double cheeseburger sama sundae coklat (ih jadi ngiler lagi).   17.00 : Lagi duduk cantik di pinggir kasur kamar, cemilan h

37 weeks already!

Halohaaa! Makin hari makin excited menjelang hari persalinan. Sekarang si dedek udah nongki di dalem perut selama 37 minggu. Saya kontrol ke bidan hari Selasa lalu, pas usia kandungan 36w 5d. Kondisi terkini, emaknya ini lagi kena flu ketularan suami. Dari hari Minggu. Dikasih obat paracetamol sama bidannya untuk tiga hari. Alhamdulillah enakan sih sekarang melernya. Oiya, pas periksa, bu bidan Jeanne mendadak lagi nggak bisa praktek, jadi saya kebagian cek kandungan sama bu bidan Utami (untuk pertama kalinya), bidan senior selain bidan Jeanne di klinik itu. Dan bidan Tami ternyata nggak kalah enaknya diajak konsul. Ramah, sabar, telaten, informatif dan murah senyum. Ademmm...jadinya. Orangnya lebih muda dari bidan Jeanne, ya mungkin masih 45 tahun-an.  Hasil cek kandungan hari itu adalah: -Dedek bayi berat badannya sekarang 3,1kg. Yang terus terang bikin kaget suami dan saya sendiri. Karena enam hari yang lalu beratnya masih 2,5kg. Sedangkan berta badan saya sendiri ngg